Minggu, 07 September 2008

Sedih pada Tempatnya


Banyak di antara kita yang lebih bersedih pada urusan-urusan sepele seputar duniawi; bersedih karena sedikitnya harta, bersedih karena belum mendapatkan jodoh, bersedih karena belum memiliki anak, bahkan ada yangbersedih karena tim sepak bolanya kalah.


Padahal dunia ini tempat persinggahan sementara. Setiap orang sudah pasti akan mati, menemui Tuhannya, masuk surga atau neraka. Jangan pernah berpikir bahwa kematian kita akan datang pada usia 70 atau 80 tahun, misalnya. Tetapi berpikirlah bagaimana kita mengisiwaktu dengan kebaikan.

Para ulama adalah orang yang hidup sederhana. Jika mendapatkan harta sekian, mereka mensyukurinya dan merasa cukup (qana'ah) dengannya. Sebut saja misalnya Imam Ahmad binHanbal, Imam Ibnu Taimiyah, Rabi'ah al-Adawiyah, dan Sayyid Quthb. Mereka hidup melajang hingga wafatnya, tapi mereka tidak bersedih karena belum menikah.

Imam Bukhari hingga wafatnya belum memiliki anak satu pun, tapi tak pernah sekalipun dalam hidupnya dia meratap karena tidak dikaruniai anak. Kebahagiaan seseorang itu tidak diukur dari materi duniawi, melainkan dari kebenaran yang sedang ditegakkannya dan kedekatannya pada Allah SWT.
Bersedih karena urusan-urusan duniawi tidaklah menenteramkan hati dan tidaklah menambah kebaikan apapun kepada kita. Sebaliknya, kesedihan hanya menambah gejolak dalam jiwa kita. Dikisahkan bahwa seorang laki-laki pernah mendatangi salah seorang tabi'in yang sedang menangis, maka orang itu menaruh belas kasihan kepadanya.
Ia lalu bertanya, ''Apa yang menyebabkanmu menangis? Apakah ada rasasakit yang kau alami?'' Tabi'in itu menjawab, ''Lebih dahsyat dari itu.'' Orang tadi bertanya lagi, ''Apakah kamu mendapat berita bahwa salah seorang anggota keluargamu meninggal dunia?'' Tabi'in itu menjawab, ''Lebih dahsyat dari itu.''
Orang itu bertanya lagi, ''Apakah kamu kehilangan hartamu?'' Tabi'in itumenjawab, ''Lebih dahsyat dari itu.'' Laki-laki itu pun berkata sambil terheran-heran, ''Lalu, apakah yang lebih dahsyat dari semua itu?'' Tabi'in itu menjawab, ''Kemarin, karena tertidur, saya lupa bangun malam ( tahajud ).''
Semestinya memang itulah yang harus kita sedihkan ...... Shalat yang tidak khusyuk, tidak mengisi waktu luang dengan amal shalih, tidak qiyamul lail, atau tidak bersedekah. Atau, melalaikan segala amal shalih lainnya padahal seharusnya kita sempat mengerjakannya.

Kita bersedih mestinya karena bekal untuk akhirat belum terisi penuh, padahal kita tak pernah tahu sampai batas mana usia kita. Lalu kesedihan itu akan menggerakkan hati untuk menjadi manusia yang lebih baik.

1000 BURUNG KERTAS


Sewaktu Boy dan Girl baru pacaran, Boy melipat 1000 burung kertas buat Girl, menggantungkannya di dalam kamar Girl. Boy mengatakan 1000 burung kertas itu menandakan 1000 ketulusan hatinya. Waktu itu...Girl dan Boy setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta merekaberdua...


Tetapi pada suatu saat, Girl mulai menjauhi Boy.Girl memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis... Tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali-kali itu...Sewaktu Girl mau memutuskan Boy, Girl bilang sama Boy, kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa... Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya... Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik. Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan bagaimana kehidupan kita setelah menikah...!!


Setelah Girl pergi ke Perancis, Boy bekerja keras...dia pernah menjual koran...menjadi karyawan sementara...bisnis kecil...setiap pekerjaan kerjakan dengan sangat baik dan tekun. Sudah lewat beberapa tahun... Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya, akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan. Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Girl,dia masih tidak dapat melupakannya.


Pada suatu hari... waktu hujan, Boy dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan sangat pelan didepan. Dia mengenali mereka, mereka adalah orang-tua Girl....Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai mobil pribadi, tetapi juga mempunyai villa dan perusahaan sendiri, ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi,dia sekarang adalah seorang Boss.


Boy mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang orang-tua tersebut. Hujan terus turun tanpa henti, biarpun kedua orang-tua itu memakai payung, tetapi badan mereka tetap basah karena hujan. Sewaktu mereka sampai tempat tujuan, Boy tercegang oleh apa yang ada di depan matanya, itu adalah tempat pemakaman. Dia melihat di atas papan nisan Girl tersenyum sangat manis terhadapnya. Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung2 kertas yang dibuatkan Boy.


Dalam hujan, burung-burung kertas itu terlihat begitu hidup, Orang-tua Girl memberitahu Boy, Girl tidak pergi ke Paris, Girl terserang kanker, Girl pergi ke surga. Girl ingin Boy menjadi orang, mempunyai keluarga yang harmonis, maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Boy dulu.


Girl bilang dia sangat mengerti Boy, dia percaya kalau Boy pasti akan berhasil. Girl mengatakan...kalau pada suatu hari Boy akan datang ke makamnya dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya lagi. Boy langsung berlutut, berlutut di depan makam Girl, menangis dengan begitu sedihnya. Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti, membasahi sekujur tubuh Boy.


Boy teringat senyum manis Girl yang begitu manis dan polos, Mengingat semua itu, hatinya mulai meneteskan darah... Sewaktu orang-tua itu keluar dari pemakaman, mereka melihat kalau Boy sudah membukakan pintu mobil untuk mereka. Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut. "Hatiku tidak pernah menyesal, semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas,1000 ketulusan hatiku, beterbangan di dalam angin menginginkan bintang yang lebat besebaran di langit...melewati sungai perak, apakah aku bisa bertemu denganmu?T idak takut berapapun jauhnya,hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu. Masa lalu seperti asap...hilang dan tak kan kembali...menambah kerinduan di hatiku...Bagaimanapun dicari,jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah.."(lirik langsung di-translate dari bahasa Mandarin)


Kamis, 03 Januari 2008

Do'a di Penghujung Tahun

  • Ya Allah...
    Seandainya telah Engkau gariskan
    Dia milikMu tercipta untukku
    Satukanlah hatinya dengan hatiku
    Titipkanlah kebahagiaan antara kami
    Agar kemesraan itu abadi...
  • Ya Allah...
    Ya Tuhanku Yang Maha Mengasihi
    Seiringkanlah kami melayari hidup ini
    Ketepian yang sejahtera dan abadi
    Maka jodohkanlah kami...

  • Tetapi Ya Allah...
    Seandainya telah Engkau takdirkan
    Dia bukan milikku
    Bawalah dia jauh dari pandanganku
    Luputkanlah dia dari ingatanku
    Dan peliharalah aku dari kekecewaan...

  • Ya Allah
    Ya Tuhanku Yang Maha Mengerti...
    Berikanlah aku kekuatan
    Ketika ku merasa rindu padanya
    Menolak bayangannya jauh ke dada langit
    Hilang bersama senja yang merah
    Agar ku sentiasa tenang
    Walaupun tanpa bersama dengannya...
  • Ya Allah yang tercinta...
    Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
    Sesungguhnya apa yang telah Engkau Takdirkan
    Adalah yang terbaik untukku
    Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
    Segala yang terbaik buat hambaMu ini...
  • Ya Allah...
    Cukupkanlah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
    Di dunia dan di akhirat
    Dengarlah rintihan dari hambaMu yang dhaif ini
    Janganlah Engkau biarkan aku sendiri
    Di dunia ini maupun di akhirat
    Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
  • Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
    Agar aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup
    Ke jalan yang Engku ridhoi
    Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh dan solehah...

  • Ya Allah...
    Berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat
    Dan peliharalah kami dari azab api neraka
  • AMIN... AMIN... AMIN... Ya Rabbal'aalamiin...